Tag: desa terpencil

Pendidikan Desa Terpencil di Indonesia

Pendidikan Desa Terpencil di IndonesiaPendidikan Desa Terpencil di Indonesia

Dyah adalah guru anak berusia 4 dan 5 tahun di sebuah desa kecil terpencil di Indonesia. Layanan PAUD mulai diminta oleh keluarga, sebagian besar petani vannfamilydental dan pemilik toko. Menanggapi kesadaran keluarga tentang pentingnya program anak usia dini, selama beberapa tahun terakhir Dyah serta seseorang wanita muda lainnya dari desa telah menjalankan desa.

Mereka tidak mempunyai pelatihan formal dan pendekatan mereka hanya diinformasikan oleh pengalaman mereka dengan anak-anak mereka sendiri dan ingatan tentang sekolah mereka. Orang tua, terutama petani dan pemilik toko, membayar sedikit biaya dan membantu mengumpulkan bahan pembelajaran sederhana untuk kelas, seperti kotak kardus dan botol air kosong.

Sebuah proyek percontohan menyediakan satu minggu pengembangan profesional dasar bagi para guru di daerah tersebut. Dyah menyukai pelatihan ini dan ingin mempraktekkan apa yang dia pelajari, tetapi sulit untuk melakukannya tanpa dukungan tindak lanjut.

Dyah tidak sendirian dalam membutuhkan pengembangan profesional yang praktis dan berkelanjutan. Penelitian internasional jelas: pengalaman pelatihan satu kali tidak cukup untuk memungkinkan guru secara konsisten menerapkan praktik berkualitas di lingkungan lokal mereka.

Dalam beberapa tinjauan literatur yang komprehensif (misalnya, Darling-Hammond & Richardson 2009; US Department of Education 2010), tema yang jelas muncul: satu kali, atau “drive-by,” pengembangan profesional tak mungkin membantu guru menerapkan pendekatan baru dalam lingkungan lokal mereka. Penelitian memang menunjukkan bahwa pengembangan profesional yg lebih berkelanjutan dapat membantu pengajar menerapkan pengetahuan baru serta merefleksikannya dalam kolaborasi dengan orang lain.

Tantangan

Strategi yang efektif termasuk mengamati kelas pengajar lain (Darling-Hammond & Richardson 2009; Flom 2014) serta memberikan training berbasis praktik—proses yg menghubungkan pengajar menggunakan instruktur atau mentor buat memikirkan dan menaikkan praktik (Office of Head Start 2015).

Bantu pengajar kami buat terus menyampaikan pendidikan terpadu berkualitas tinggi pada 70 anak perempuan dan pada sekolah EBPP Jatituhu & Pengalusan yg terpencil, masing-masing terletak pada lereng Gunung kakak serta Gunung Agung.

Orang tua mereka buta alfabet dan anak-anak ini merupakan satu-satunya harapan mereka buat masa depan yang lebih baik, untuk keluar asal kemiskinan serta bercita-cita buat masa depan pembangunan sosial dan ekonomi yg berkelanjutan serta kemakmuran. pengajar artinya unsur terpenting pada pendidikan tanpa mereka, peserta didik tidak bisa belajar.

Pendidikan Desa Terpencil di Indonesia

Solusi

Dukung guru kami yang berdedikasi sebagai akibatnya mereka dapat terus memberikan pendidikan dasar dan menengah pada dusun terpencil ini buat menyampaikan anak-anak yg termotivasi ini indera buat belajar, tidak hanya kurikulum nasional namun juga keterampilan hidup terintegrasi yg mereka butuhkan buat memberdayakan mereka buat masa depan yg lebih baik, melalui berbagai kelas ekstra kurikulum pada WASH dan seni.

yang paling krusial artinya kursus pemberdayaan pemuda sekolah menengah kami, mempersiapkan mereka buat menjadi pengusaha serta bersaing pada pasar kerja yang kompetitif.

Pendidikan Anak Desa Terpencil di IndonesiaPendidikan Anak Desa Terpencil di Indonesia

Setiap warga negara memiliki hak atas Pendidikan dan itu telah diatur dalam undang-undang sama seperti para pemain judi dadu online memiliki undang-undang juga. Oleh karena itu, setiap individu harus bersaing untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Bahkan, ada beberapa orang yang memilih meninggalkan Indonesia untuk belajar di luar negeri seperti mesir, madina, amerika, australia, dan negara tetangga seperti Malaysia, tentu saja dengan dana yang tidak sedikit.

Ini berbanding terbalik dengan kondisi pendidikan di daerah tertinggal. Jauh di pelosok nusantara (indonesia), para penerus bangsa bahkan ada yang belum mengenal alfabet. Bagi masyarakat pedesaan, pendidikan masih diremehkan. Lebih buruk lagi, pemerintah sebagai pengatur kebijakan pendidikan tidak adil terhadap sistem dan infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.

Perbedaan Pendidikan Di Kota Besar

Perbedaan yang sangat kontras dapat dilihat ketika membandingkan fasilitas sekolah di kota-kota besar dengan sekolah di daerah terpencil. Di sekolah-sekolah umum di Jakarta, tentu saja memiliki gedung sendiri, lapangan olahraga, laboratorium, perpustakaan dengan buku lengkap, laboratorium komputer dan guru yang telah mempelajari pendidikan sebagai guru.

Sementara itu, sekolah-sekolah di desa-desa terpencil terkadang tidak memiliki gedung sendiri, sehingga mereka harus berbagi, misalnya antara sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, ruang perpustakaan tampak sepi, tidak ada komputer yang dapat digunakan siswa untuk membuka cakrawala.

Guru yang mengajar ultimate gaming slot kebanyakan lulusan sekolah menengah dan belum menerima pelatihan guru apa pun. Pemerintah sepertinya memilih kasih dalam menuangkan dana pendidikan. Untuk daerah-daerah terpencil, mereka sangat merasakan ketidakadilan.

Seharusnya, pemerintah bisa lebih bijak dan bisa meratakan sistem pendidikan di negeri ini, jangan sampai wajah pendidikan yang suram di daerah terpencil terus dilestarikan. Bukti nyata kesenjangan pendidikan di daerah-daerah terpencil adalah sekolah-sekolah di desa-desa terpencil yang agak jauh dari pusat layanan pendidikan dan tampaknya terisolasi karena topografi berbukit dan curam alami.

Dan bangunan sekolah yang masih memiliki atap rumbia dan dinding bambu. Sampai sekarang, pemerintah tampaknya tidak berbuat banyak dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Fasilitas yang tidak lengkap dan guru yang kurang profesional menjadi salah satu penghambat meningkatnya minat belajar masyarakat pedesaan.

Namun, semua kekurangan dalam fasilitas pendidikan tidak menyurutkan niat anak-anak bangsa untuk bersekolah. Terbukti, banyak siswa yang rela berjalan puluhan kilo meter untuk mendapatkan ilmu. Banyak juga yang harus melewati sungai yang dalam untuk pergi ke sekolah.

Seharusnya, semangat para siswa di daerah terbelakang inilah yang kami jadikan motivasi. Sehingga pendidikan di Indonesia bisa lebih baik lagi. Semoga wajah pendidikan di negeri ini bisa bersinar seperti matahari. Tidak hanya untuk warga ibukota, tetapi juga untuk penerus bangsa di sudut terpencil nusantara.